Meneladani Rasulullah; Ciptakan Peradaban Sesuai Fitrah-Nya
Ciptakan peradabaan sesuai fitrah-Nya. Harusnya, itu merupakan suatu cara untuk ditempuhnya atau di lewatinya dalam peradaban sejak awal hingga sekarang. Dimana suatu peradaban yang dari awal terus saja tumbuh, terus berkembang dalam pergumalannya, karena pemikiran dengan pemikiran manusianya. Hingga mencapai pertumbuhan peradaban yang sampai sekang sudah dikenal, seperti kepemudaan, sosial, pendidikan serta ekonomi. Dan benar, memanglah peradaban seperti itu sudah dikenalnya bahkan sejak awal-awal. Tapi dengan sangat disayangkannya, realita sampai sekarang untuk penanganan dalam permasalahan peradaban yang seperti itu masihlah sangat ironis dan belum terarahkan. Maka, cara yang tepat yang sesuai dengan fitrah-Nya tanpa dengan keraguan lagi, yaitu dengan cara meneladani Rasulullah saw.
Rasulullah saw. Beliau adalah Muhammad ibn Abdillah ibn Abdul Muthalib bin Hasyim hingga nasab beliau bertemu sampai ‘Adnan. Dilahirkan ditengah kabilah Bani Hasyim, dimana merupakan kabilah yang besar di Mekkah. Dan beliau dilahirkan pada hari Senin, 12 Rabiul Awal pada tahun dimana ketika itu Abrahah Al Asyram memerangi Mekah dan menghancurkan Ka’bah dengan keberakhiran kegagalannya. Hingga sampai sekarang yang dikenal sebagai tahun gajah.
Merupakan seorang rasul yang sangat terkenal dengan keluhuran akhlaknya (QS. Al-Qalam/68: 4), sehingga disebutkan dalam Al-Qur’an sebagai suri tauladan yang baik (QS. Al-Ahzah/33: 21). Dan dengan memiliki empat sifat wajibnya, yaitu sidiq, amanah, tablig dan fatanah serta memiliki sifat-sifat utamanya, seperti lemah lembut, belas kasihan, pemaaf dan lain sebagainya. Semua itu telah menunjukkan bahwa beliau merupakan benar-benar menjadikannya sebagai suri tauladan yang baik. Keteladanan-keteladanan beliau tidak hanya diakui oleh Al-Qur’an, akan tetapi juga oleh kawan-kawan bahkan lawannya sekalipun.
Keteladanan merupakan hal yang penting dalam kehidupan manusia. Dimana teladan yang baik (uswah hasanah) dapat diartikan dengan suatu aktivitas yang dilakukan seseorang untuk meniru, mencontoh dan mengikuti orang lain dalam hal-hal yang menyenangkan dan dicintai berdasarkan petunjuk Allah swt dan Rasul-Nya. Dengan itu berarti jelas sebagaimana Islam telah menegaskan, bahwa Rasulullah saw adalah sebaik-baik teladan bagi siapa saja yang mengharapkan kehidupan yang bahagia karena dalam dirinya terdapat teladan yang baik dan akhlak yang luhur.
Merupakan sosok yang agung dan menjadikannya panutan bagi seluruh umat manusia. Menjadikannya sebagai suri tauladan dalam meningkatkan ibadah dan sosial sesama manusia entah itu dalam lingkup kepemudaan, sosial, pendidikan, serta ekonomi.
Dalam kepemudaan. Rasulullah saw sudah dari umur remaja bisa berjuang untuk membela Islam dan menyebarkan agama Islam. Maka dengan itu, tak akan ada keraguan lagi untuk meneladani setiap kepribadiannya yang sangat luar biasa jelasnya untuk bisa diikuti. Sehingga menjadikannya kita dapat belajar untuk menjadi seorang pemuda yang tangguh.
Dimana pemuda yang tangguh, bukan menjadikannya pemuda-pemudi yang hanya sekedar bisa berperang tanpa kebermanfaatan. Seperti hanyalah ikut-ikutan demo di jalan bukan untuk membantu dan menyuarakan suara rakyat. Tapi sekedar pelampiasan tanpa kebermanfaatan, karena tak memiliki pegangan dalam kehidupan. Namun, menjadikannya pemuda yang benar-benar tangguh dalam kepribadian. Menjadikannya diri bisa saling bermanfaat untuk sesama. Karena, sebaik-baiknya manusia adalah manusia yang bisa bermanfaat untuk orang lain ataupun sesama.
Dalam sosial. Yaitu dimana manusia disini merupakan termasuk peranan yang penting dalam kehidupan sosial. Hidup sebagai makhluk sosial, makhluk yang mampu menjalankan aktivitas hidupnya dengan senantiasa bergantung kepada orang lain, termasuk dalam mencapai tujuan-tujuan hidupnya. Dan dia harus bekerjasama dengan sesamanya. Secara sosial manusia pun memiliki kecenderungan untuk meniru, mencontoh, dan mengikuti orang lain. Maka dengan aktiviatas itu di setiap harinyalah sebuah penerapan keteladanan pada diri manusia sangat-sangat diperlukan dalam kehidupan.
Dengan diantaranya teladan-teladan beliau dalam kehidupan sosialnya, yaitu adil, lemah lembut, humanis dan toleran. Meneladani beliau memanglah tak cukup untuk dibilang mudah. Namun semuanya bisa-bisa saja terjadi, yaitu dengan cara niat yang ikhlas, mencintai dan memuliakannya. Menjalankan ajaran-ajarannya dengan penuh antusias dan merealisasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
Sebagai contohnya Rasulullah saw, beliau yang sangat berjiwa soaial sehingga lebih memperdulikan orang lain dari pada dirinya sendiri. Menjadikannya sosok pemimpin yang sederhana dan sangat mengayomi masyarakatnya.
Dalam Pendidikan. Dengan diutusnya Rasulullah saw, beliau bukan hanya saja mengemban sebagi Nabi dan Rasul-Nya. Bukan hanya juga sebagai panglima perang yang paling benar dan hebat. Dan bahkan bukan hanya sebagai kepala rumah tangga yang ideal. Tetapi beliau pun mengemban tugas dan fungsi yang jauh sangat penting, yaitu sebagai pengajar sekaligus pendidik umat sehingga masyarakat Arab Jahiliyah pada waktu itu mengalami pencerahan hingga ke tingkat peradaban yang paling tinggi.
Beliau pernah bersabda: “Allah tidak mengutusku sebagai orang yang kaku dan keras, tetapi Allah mengutusku sebagai pendidik dan mempermudah.” (HR. Muslim). Dan pada lain kesempatan pun beliau pernah bersabda: “Bermudah-mudahlah dan janganlah kalian bersusah-susah, berilah kabar gembira dan janganlah kalian saling memberikan kabar yang menakutkan.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).
Dari kedua hadis nampak sangat jelas bahwa kunci keberhasilan Rasulullah saw, sebagai pendidik adalah karena beliau senantiasa memberikan kemudahan-kemudahan. Hingga kemudahan-kemudahan tersebut terintegrasi ke dalam metode dan teknik-teknik yang beliau gunakan pada saat mendidik.
Maka dengan itu adanya, harus sudah tak ada keraguan lagi untuk kita meneladani cara mendidik beliau, yaitu Rasulullah saw. Dan telah terbukti sendiri oleh para ahli pendidikan Islam yang dimana mereka-mereka sudah menjadikannya sebagai salah satu prinsip utama dalam memilih metode pendidikan. Yang salah satu diantaranya, seperti Ramayulis (2004) mengatakan salah satu prinsip metode pendidikan Islam adalah prinsip memudahkan. Yang dengan itu dapat mengartikan menjadikannya metode apapun yang digunakan untuk mentransformasikan bahan ajar hendaklah metode memberikan kemudahan bagi yang dididik, supaya dapat menghayati dan mengamalkan ilmu pengetahuannya, memberikan keterampilan sekaligus mengidentifikasian dirinya dengan nilai-nilai dalam ilmu pengetahuan dan keterampilan tersebut.
Dan terakhir dalam ekonomi. Aktivitas kegiatan ekonomi merupakan salah satu bagian dari hubungan yang dijalankan antara manusia yang satu dengan manusia yang lain, yang dikategorikan dalam kegiatan muamalah.
Dengan meneladani Rasulullah saw, maka orientasi yang akan dicari dari sebuah aktivitas perekonomian tentunya tidak akan lagi hanya ditargetkan oleh mendapatkan sebuah keuntungan yang semaksimal mungkin. Tetapi hal yang paling penting ketika menjalankan aktivitas ekonomi bisa mendapatkan keberkahan dan memperoleh dampak maslahah baik untuk diri sendiri maupun segala umat. Hingga dapat mewujudkan kesejahteraan serta kemenangan yang hakiki.
Dari uraian diatas maka dapat diperoleh kesimpulannya, yaitu untuk dapat menciptakan peradaban sesuai fitrah-Nya. Dimana karena peradaban yang dari awal sampai sekarang terus saja tumbuh, terus berkembang dalam pergumalannya pemikiran dengan pemikiran manusianya. Hingga mencapai pertumbuhan peradaban yang sampai sekang sudah dikenal, seperti kepemudaan, sosial, pendidikan serta ekonominya. Maka, cara yang tepat tanpa ada keraguan lagi untuk penanganan permasalahan peradaban yang masih sangat ironis dan belum terarahkan sampai dengan sekarang ini, yaitu dengan cara meneladani Rasulullah saw.
DAFTAR PUSTAKA
Jukarnain, Muhammad dan La Ode Ismail Ahmad. 2019. Perjuangan Nabi Muhammad Saw Priode Mekah dan Madinah. Vol. 7. No. 1.
Maskur, Abu. (2020). Kontekstualisasi Keteladanan Sosial Rasulullah di Zaman Kiwari. Vol. 2. No. 1.
Yuniendel, Ratna Kasni dan Sasmi Nelwati. (2019). Meneladani Rasulullah SAW sebagai Pendidik yang Memudahkan. Vol. 2. No. 1.
https://m.eramuslim.com/suara-kita/pemuda-mahasiswa/andi-perdana-g-mahasiswa-ipb-mengikuti-dan-meneladani-rasulullah-saw.htm
https://www.islampos.com/721-721/
https://pakembumiindonesia.com/meneladani-akhlak-nabi-muhammad-saw-untuk-membangun-pemuda-indonesia-yang-tangguh/
Makasih essay.nya kak, sangatlh membantu
BalasHapusKeren
BalasHapus