Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Mengeluh; Setidaknya Jangan Jadi Pengecut di Dalamnya

Mengeluh. 

Rasa-rasanya seakan muak sudah diri ini dengan ungkapan itu. Rasa-rasanya ingin sekali membanting saja ungkapan itu, ingin sekali menghancurkannya, menjauh, gak mau kenal lagi dengan ungkapan itu.
Namun harus bagaimana? Diri ini pun juga manusia biasa. Diri ini mau sadar diri. Diri ini punyailah perasaan, punyailah rasa capek, dan punyailah rasa-rasa yang tak membahagiakan lainnya. Kecuali jika andaikan saja diri ini robot, mungkin akan beda lagi keadaannya.

Meski berkali-kali diri ini tancapkan, pun tekadkan selalulah nikmati. Tapi diri ini berkali-kali juga akan bertanya, apa yang harusnya dinikmati? Meskipun nyatanya memanglah harusnya banyak, tapi perasaan ini sedang adanya di fase itu, mengeluh. Dan inginnya memang sedang mengeluh.

Seakan sudah tak ada lagi diri ini ingin berbuat. Tapi kenapa, dan selalu saja kenapa dengan keadaan. Tak bisakah untuk selalu saja berteman.

Sudahlah, mau sekuat apapun mengeluh. Tetapkan saja begitu adanya, akan begitu saja keadaannya. Mulailah selalu usaha, ayok. Janganlah terus-menerus mengeluh. Jika hanya terus-menerus mengeluh, hasilnya jelas akan hanya ketidakbergunaan. 

Boleh yok. Ayok semangat.

Diri ini berhak untuk bangkit kan? Jangan kamu patahkan sebegitu pembuat diri sakit malahan, pembuat diri perih. Segalanya pastilah membutuhkan pengorbanan. Jangan kau hanya selalu membandingkan dengan diri kamu sendiri, apalagi membandingkan dengan yang hanya lebih baik atas dirimu. 
Di dunia ini. Kehidupan di muka bumi ini luas, lihatlah, dan coba tengoklah sedikit pun tak akan masalah. Bukan hanya atas saja, tapi bawah, samping, dalam-dalamnya pun kalo perlu. Dan hingga sampainya dimana diri kamu sendiri; pribadi menemukan, "betapa beruntungnya kamu ini, beruntungnya diri kamu ini, owh sangat-sangatlah kamu beruntung". 

Semangat yok, ayok bisa!

Setidaknya, "mungkin boleh aku kecil sangat jika di banding dunia, tapi setidaknya aku bukanlah tuk jadi pengecutnya di dalam dunia".

Iya, setidaknya janganlah jadi pengecut didalamnya. Berani, dan akan selalu berani. Asalkan baik, majulah. Pembuktian dengan perjuangan sungguh-sungguh jelas tak akan buahkan kesia-siaan. 

Fighting!


6 komentar untuk "Mengeluh; Setidaknya Jangan Jadi Pengecut di Dalamnya"