Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Part 2. 3 Sahabat "Bank"

Part 2. 3 Sahabat
"BANK"

                       
"Bat (sahabat) lihat deh, gedungnya tinggi-tinggi banget yah?" Tanya Si Logika (Si Miskin) tiba-tiba pada sahabat-sahabatnya,  yaitu Si Jujur (anak kaya) dan Si Benar (anak sedang).

"Iyahhh, sungguh keren dan menakjubkan yah." jawab  Si Benar sambil terpukau pemandangan yang ada di depan dan sekelilingnya.

"Emang." Jawab si Jujur dengan nada yang biasa aja sih datar.

Sangat tampak si Logika dan si Benar sangatlah menikmati akan jalan-jalannya itu. Meskipun dengan macet, bagi mereka itu tak terlalu dihiraukannya. Mereka sangat menikmati pemandangan-pemandangan yang mereka lewati sedikit demi sedikit itu. 

Namun jelas berbeda dengan si Jujur, itu merupakan pemandangan biasa baginya. Karena sebagai anak dari keluarga yang merupakan salah satu orang paling kaya di kotanya. Itu merupakan hal yang sering di lakukan, bahkan jalan-jalan di luar negeri atau keliling dunia itu sudah hal yang biasa baginya.

"Coba deh bat, kalian perhatikan bangunan bank itu!" Tiba-tiba kata si Benar sambil menunjuk tempat bank itu.

"Si Jujur yang tadinya sedang mainan ponsel pun langsung melihat bank yang di tunjuk Si Benar itu. Begitupun dengan Si Logika, yang entah tadi arah matannya sedang melihat apa, sekarangpun ikut memperhatikan bank yang di tunjuk oleh Si Benar itu.

"Emang kenapa nar ?" Tanya Si Jujur penasaran.

"Iya nar, kenapa dengan bank itu memangnya ?" Jawab Si Logika yang kemudian mengulang akan pertanyaan itu.

"Begini lhoo bat, kalian tahu ndak sih sebenarnya bank itu milik siapa? Pemerintah atau swasta?" Akhirnya ucap Benar.

"Eh iya yah, milik siapa yah? Kok aku tahunya sih pemerintah. Soalnya kalo menurutku yah kita lihat aja sih gimana, memang punya pemerintah kan iya bukan sih? Tapi gak tau juga. Tahunya aku sih pemerintah, yah secara bank itu urusannya kan sama uang, terus negara ataupun pemerintah pasti juga gak jauh-jauh dari bank. Dan secara yang kita tahu juga kan, bank itu sangat berperan penting banget bagi negara maupun pemerintah. Dan malah setahuku juga pemerintah pun kayanya sangat bergantung banget deh sama bank. Owh iya, bukannya yang mencetak uang juga bank kok." Jawab Si Logika sambil mengutarakan pendapatnya.

"Milik swasta" jawab Si Jujur spontan tapi slow.

" Apa iya ? Masa ?" Kata Si Logika dengan rasa tak percayanya itu.

"Iya, memang swasta, awalnya aku juga ngiranya sama kaya kamu si ka. Hingga akhirnya akupun membuka internet, dan hasilnya memang swasta. Bahkan bank pusat, bank dunia itu kayanya juga swsta juga deh. Eh iy bukan yah ? Kamu cek sendiri aja deh hehe. Intinya bank-bank yang sangat berperan di negeri-negeri ini, di dunia ini memang milik swasta. Dulunya aku memang sangat kepoh juga, kok bisa? Secara kan ? Hingga akhirnya aku pun mulai dari rasa penasaran itu, aku mulai buka-buka internet dan baca buku-buku yang berhubungan dengan itu. Dan hasilnya ya tetap sama hasilnya ya memang swasta. Misal bank Central, Bank Indonesia kan, itu swasta. Dari dulu negara tak ikut campur soal peredaran uang. Begitupun sekarang, pemerintahan negara, presiden negara itu tak boleh ikut campur soal peredaran uang." Terang si Jujur dan mencoba menjelaskannya sedikit.

"Iya bener kata si Jujur, ternyata bank-bank di dunia ini memang milik swasta, padahal uang kita itu tercantum bank Indonesia yah, kirain itu pemerintah, tak taunya swasta. Terus kenapa yah kok bisa kita gak menyadari? Padahal pelajaran bank ada sejak kapan yah hehe SD ? Atau SMP kayanya sudah ada deh." Lanjut  si Benar.

"Bentar deh bat, lalu kalo bank itu milik swasta, bank itu milik seseorang kan? Maksudnya berarti punya hak milik orang donk ya ? Dan lalu jika bank itu swasta milik orang siapa yah, aduh pasti kaya raya banget yah hehe. Secara lhoo bat, dan ngomong-ngomong yang punya bank itu punya anak yang ganteng ndak ya guys? Siapa tau bisa jadi calimku (calon imam) gitu lhooo haha." Si Logika tiba-tiba.
"Hahahaha" serentak si Jujur dan Si Benar tertawa.
Semuanyapun tertawa mendengar kata-kata dari ucapan si Logika itu. Suasana yang tadinya tegang sibuk dengan pikiran masing-masing berubah menjadi slow dan  bahagia. Tapi kalo di pikir-pikir yang di tanyakan si Logika ada benarnya lhoo, bukan yang calim yah, yang sebelum pembahasan calim lhoo hehe. 

Tak terasa jalan-jalan rasa laparpun akhirnya menghantui ketiga sahabat itu. Dan akhirnya Si Jujur pun menyuruh untuk menghentikan bapak sopirnya berhenti di salah satu restaurant yang lengkap dengan segala makanan baik makanan jawa ataupun kota, bahkan luar negri. Dan mereka pun akhirnya menikmati makanan-makanannya tersebut.




Haha pasti penasaran kan ?
Q juga kok, owhh iy klo ada tambahan pengetahuan boleh banget kok. Comen (masukan) yahh, tp jangan hujat. Ini hanya mengutarakan apa yg kurasakan. Maaf jika ada salah kata ataupun itu.😅🙏🙏
Alhamdulillah....






             

              

1 komentar untuk "Part 2. 3 Sahabat "Bank""